Kamis, 27 Maret 2008

pengalaman tentang kehilangan kepercayaan diri



Pengalaman : Kehilangan kepercayaan Diri

Oleh : Panji Aromdani

Tahun 2006 adalah tahun dimana saya sudah menyelesaikan pendidikan di bangku SMA, sudah barang tentu disitulah awal mula diri saya dan teman-teman yang lainnya menentukan langkah yang benar tuk menggapai masa depan yang cerah atau bila salah melangkah tentu akan menghadapi masa depan yang buram. Sungguh saat-saat itu dalam diri saya belum memiliki keputusan yang mantap untuk menentukan tujuan selanjutnya selepas SMA ini. Saya seperti orang bimbng yang tak tentu arah dan tujuan. Ingin bekerja tapi hati masih ingin menimba ilmu pengetahuan, ingin kuliah pun bingung menentukan jurusan apa yang akan diemban, ingin menikah???aaah… masih jauh dari angan-angan.

Saran, petuah dan nasehat selalu saya harapkan dari teman, orang tua, guru dan orang-orang terdekat. Akhirnya keputusan tuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi menjadi pilihan untuk saya jalankan. Mulai dari PMDK, SPMB, sampai USM STAN saya coba,berharap status transisi dari siswa menjadi mahasiswa dapat terwujudkan. Namun apalah daya dikala takdir tak sejalan seperti yang diharapkan. Tak satu pun UMPTN yang saya ikuti dapat predikat kelulusan, padahal doa dan usaha sudah saya upayakan secara maksimal. Diri saya seperti terpenjara dalam kesunyian, terpuruk dalam jurang yang amat dalam, termenung dalam pemikiran yang mengambang. Dalam masa saya belajar di bangku SMA, saya selalu mendapat rangking pertama dalam hasil pembelajaran dan hanya sekali saja mendapatkan rangking kedua. Tapi mengapa saya gagal dalam penyaringan UMPTN ? Disinalah saya berpikir panjang, ternyata UAN bukanlah penentu kemenangan selama 12 tahun menimba ilmu dan pengalaman. Mulai dari situ rasa kepercayaan diri pun perlahan menghilang, hasil evluasi yang amat mengagumkan tak ada gunanya dan taaak bias mengubah keadaan. Dimana letak kesalahan semua ini ? Sungguh diri ini dihantui rasa penyesalan yang amat dalam. Rasanya ingin kembali ke masa lalu dan berharap dapat mengubah segala kedaan. Tapi pada hakikatnya waktu tak akan kembali walaupun sekejap mata memandang, sehembusan napas, dan sedetik waktu yang terkewatkan. Seiring waktu berjalan saya pun mengintropeksi diri, mungkin ada maksud dan tujuan lain yng ALLAH swt berikan kepada saya atau usaha belajar saya selama ini belum maksimal seperti yang diharapkan. Saya pun bangkit dari keterpurukan ini, dengan QONAAH dan TAWAKKAL,berusaha lebih keras lagi agar ujian tahun berikutnya saya bias lulus dengan hasil yang memuaskan. Setahun pun berlalu, lantas saya mencoba lagi mengikuti UMPTN/SPMB di berbagai universitas. Alhamdulillah, saya pun diterima di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Pendidikan Agama Islam, mungkin inilah hikmah kehidupan yang AllAH berikaan kepada saya dan buah dari hidup yang penuh dengan kesabaran dan tawakkal ilallah.

Tidak ada komentar: